Laut Bercerita karya Leila S. Chudori

 NOVEL

“LAUT BERCERITA”

 Karya Leila S. Chudori yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada bulan Oktober 2017 

Laut bercerita menjadi novel pertama yang selesai saya baca di tahun 2021. Sebuah novel yang menurut saya sangat rekomendasi dibaca oleh anak-anak muda di Indonesia untuk terus melanjutkan cita-cita dari Laut, Alex, Sanu dan kawan lainya agar tercipta keadilan yang ada di Indonesia. 

Aku mulai menyesali kata-kataku pada beberapa orang yang memilih membaca novel ini sebelum diriku “apa yang disajikan oleh novel ini? Kenapa orang-orang begitu tertarik? Namun saat itu aku tidak tertaik mencari tahu nya hanya sebatas bertanya tanya pada diri sendiri.

Aku sebarnya sempat membaca novel ini di pertengahan tahun 2019 saat itu aku mendapat giliran membaca di ipusnas setelah menunggu cukup lama. 

Cerita dimulai dengan kalimat

‘matilah engkau mati

kau akan lahir berkali-kali…

kata-kata pembuka yang menurutku begitu berat karena aku belum terlalu menyukai bacaan bertema sejaran. Aku tidak melanjutkan membaca…

sampai aku membaca sebuah novel “Taipan” karangan William Yang dipenghujung tahun 2020 yang menjadi pembuka potongan puzzle tentang kisah masa lalu yang seharusnya aku dan teman-teman yang lain harus tahu. Lalu aku menyadari adanya novel Laut Bercerita dan benar saja aku tersihir oleh Laila S. Chudori dengan cerita yang disajikan. Aku megatakan bahawa aku menyesal baru menyelesaikan membacanya tahun 2021. 

Begitu banyak pesan yang disajikan oleh Laut dan teman-temannya dari kisah perjuangan mereka melawan rezim yang keji saat orde baru. 

pesan yang paling berkesan ketika Laut berulang kali mengingatkan pesan dari sang penyair “kita jangan takut pada gelap. Gelap adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Pada setiap gelap ada terang meski hanya secercah, meski hanya di ujung Lorong. Tapi jangan pernah kita tenggelam pada kekelaman. Kelam adalah lambing kepahitan, keputusasaan, dan rasa sia-sia. Jangan pernah membiarkan kekelaman menguasai kita, apalagi menguasai Indonesia”  


Sampai selesai membaca aku menyadari jika mereka sampai aku menulis ini Laut dan 12 kawan lainnya belum ditemukan. Hanya ada Alex, Tama dan Daniel yang dibebaskan tanpa mereka tahu apa yang menyebakan mereka dibebesakan sedangkan kawan lainnya menghilang apakah masih hidup atau tidak.

Ketidakjelasan keberdaan Laut dan 12 orang lainnya ini meninggalkan luka yang sangat mendalam bagi keluarga mereka yang kehilangan. Keluarga mereka terus memperjuangkan agar pemerintah menuntaskan kasus ini dan menghukum jera mereka yang begitu keji menyiksa sang aktivis. perjuangan mereka terus dilakukan sejak tahun 1998 hingga 2007 (diceritakan dalam novel).

Hal yang kita perlu ingat juga saat Laut sangat sedih ketika dia mengetahui jika tertangkapnya mereka oleh Intel dikarenakan oleh penghianatan seorang kawan yang dianggapnya baik dan polos degan belitz kameranya yang sering menggangu hingga diujung mautnya. Walaupun begitu Laut tetap berpesan agar kita terus percaya bahwa kebaikan itu selalu ada yang berjuang untuk Indonesia yang lebih baik

Laut Bercerita menyajikan sisi lain dari kejamnya rezim saat itu yang mungkin Sebagian orang tidak tahu. Seketika membayangkan jika mereka tidak berjuang untuk meruntuhkan orde baru mungkin saja kita saat ini tidak bisa merasakan kebebasan pers, merasakan Indonesia yang sangat berbeda dengan yang mereka rasakan. 

Sungguh kami bangga pada keberanian kalian Laut dan kawan-kawan aktivis

Semoga semangat itu juga tetap ada pada generasi kami dan generasi masa depan..

Ini pertama kalinya memberanikan diri menulis hasil bacaan yang dipost di media social selain twiter. Semoga bermanfaat bagi kalian yang tertarik membaca novel bertema sejarah. Selamat membaca novel Laut bercerita dan tersihir dengan alur ceritanya yang laur biasa….

Komentar